Timika - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memutuskan meningkatkan status operasi untuk melawan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua menjadi siaga tempur darat.
Langkah tersebut diambil Yudo buntut aksi penyerangan yang dilakukan oleh KKB kepada sejumlah personel TNI dan menewaskan Pratu Miftahul Arifin pada Sabtu (15/4) kemarin.
"Tentunya dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu kita ubah jadi operasi siaga tempur. Di TNI, di Natuna sana ada operasi siaga tempur laut, nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat, artinya ditingkatkan," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (18/4).
Yudo berharap melalui peningkatan status operasi tersebut akan membangun naluri tempur bagi prajurit TNI yang bertugas untuk melawan KKB.
Kendati demikian, ia memastikan operasi teritorial dan penegakan hukum juga tetap dilakukan TNI-Polri. Ia menuturkan operasi teritorial kerap dilakukan personel TNI-Polri dalam menjaga keamanan di Papua selama ini.
Sebelumnya, Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT Pratu Miftahul Arifin meninggal dunia usai diserang KKB di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4).
Saat itu, satgas tengah berupaya menyelamatkan pilot Susi Air Kapten Philips Mehrtens yang disandera KKB sejak awal Februari lalu.
Pratu Miftahul dilaporkan terjatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter. Kemudian, ketika Pratu Arifin sedang dievakuasi, tiba-tiba KKB kembali menembak personel TNI lainnya.
Selain itu, lima orang prajurit TNI dilaporkan masih hilang dan dalam pencarian usai kontak tembak dengan KKB.
Posting Komentar