Kamu bisa apa setelah lulus dari sekolah di Lemdiklat Polri?
Catatan : Komjen Pol.Prof. Chryshnanda DL ( Kalemdiklat Polri).
Ini Pertanyaan mendasar yang disampaikan Komjen Pol Imam Widodo (Kakor Brimob Polri) kepada saya untuk bisa mendidik sesuai kemampuan yang menjadi unggulan atau keutamaan masing masing sekolah.
Lulus SPN, lulus dari Pusdik, lulus dari Akpol, lulus dari Setukpa, lulus dari STIK PTIK, lulus dari Sespim, kompetensinya apa, dan bisa apa agar bermanfaat bagi bangsa, negara, masyarakat, institusi Polri dan keluarga.
Kompetensi yang wajib dimiliki para alumni Lemdiklat Polri dalam pembelajarannya (pengajaran, pelatihan dan pengasuhan/ Jarlatsuh) berbasis ilmu kepolisian sesuai masing masing tingkatannya untuk menangani :
1.Masalah sosial khususnya yang berkaiyan dengan keteraturan sosial (kamtibmas) dijabarkan dalam banyak model pembelajaran penyelesaian masalah secara proaktif ( learning by doing secara proactive and problem solving)
2.kaitan dengan hukum, penegakan hukum dan keadilan yang dijabarkan model model penanganan perkara atau kasus hukum, penegakan hukum maupun keadilan
3.Kejahatan dan Pola penangananya dari preemtif, preventif, represif
4.Teknik dan Teknis implementasi Pemolisian dalam berbagai tingkatan sesuai dengan keutamaan dan keunggulan masing masing sekolah
5.Isu isu penting yang terjadi dalam masyarakat yang dijabarkan dalam masalah yang akar masalah bukan urusan kepolisian tetapi berdampak pada keteraturan sosial:
1.Masalah Idiologi contohnya masalah ujaran kebencian, provokasi dalam primordialisme dsb;
2.Masalah Politik misalnya :
Pemilu, Pilkada dsb;
3.Masalah ekonomi misalnya: kelangkaan sembako, mafia pangan dsb;
4.Masalah Sosial budaya misalnya : konflik sosial, konflik antar suku bangsa, konflik ras maupun antat golongan, konflik agama dsb;
5.Masalah Bencana Alam;
6.Masalah Teknologi Informasi misalnya : Hoax, Post Truth, keamanan siber, sistem data, dsb;
7.Mengamankan event: internasional, nasional, lokal;
8.Melaksanakan Operasi Kepolisian Terpusat atau Mandiri Kewilayahan
Dsb;
Lemdiklat Polri dalam pembelajarannya/ jarlatsuh melalui Dialog peradaban merupakan model transformasi dalam membimbing maupun mencerahkan kepada para calon peserta didik/ serdik agar di masa depan mampu menjadi polisi yang Mahir, Terpuji, Patuh Hukum dan Unggul yang mampu menemukan keutamaan sebagai polisu dalam pemolisiannya bagi : kemanusiaan, keteraturan sosial maupun peradaban.
Polisi alumni Lemdiklat Polri dituntut sehat semangat dan smart dengan jiwa bahagia yang berpikir kritis.
Semua itu dapat dicapai dengan membuka ruang dialog peradaban bagi semakin manusiawinya manusia.
Lemdiklat Polri dalam pembelajarannya juga ditransformasi untuk menghadapi situasi ekstrim, fakta brutal ( pemolisian dalam situasi emergensi/ kontijensi ).
Kemampuan para alumni sekolah Lemdiklat Polri untuk mengambil keputusan dan tindakan menjaga kehidupan, membangun peradaban dan perjuangan kemanusiaan. Yang dapat dijabarkan dalam keutamaan sebagai Polisi dalam Pemolisiannya.
1.Menjadi role model. Menjadi suatu ikon/ role yang menginspirasi dan menjadi panutan serta kebanggaan ;
2.Memotivasi memberi spirit untuk menumbuhkan daya juang dan kratifitas serta nyali untuk melakukan kebaikan dan perbaikan;
3.Memahami keutamaan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya;
4.Memiliki kesadaran untuk belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu;
5.Siap menghadapi berbagai tantangan, tuntutan dan harapan di masa kini;
6.Menyiapkan masa depan yang lebih baik ;
7.Visioner, proaktif dan problem solving, mampu memprediksi, mengantisipasi dan memberikan solusi;
8.Komunikatif dan membangun Soft Power maupun Smart Power;
9.Dinamis dan mampu mengatasi disrupsi dengan kreatif dan inovatif;
10.Membawa dampak positif, dipercaya dan memdapat dukungan secara internal maupun eksternal.
Pembelajaran di sekolah sekolah Lemdiklat Polri dalam dialog peradaban untuk membangun karakter yang berbasis pada moralitas dalam kesadaran, tanggung jawab dan disiplin.
Kesadaran merupakan landasan moralitas bagi manusia sebagai apa saja, apalagi sebagai pemimpin kepolisian. Dengan adanya kesadaran, meyakini dan menjalankan pilihan hidup dan panggilan hidup dengan baik dan benar tanpa ada tekanan atu paksaan.
Kesadaran sebagai anak bangsa menunjukan moralitas bangsa, sehingga menunjukan sikap dan perilaku yang menjaga nama baik bangsanya dan bekerja semaksimal demi kebesaran dan kejayaan bangsa.
Demikian halnya menjadi apa saja sebagai profesi apa saja tatkala kesadaran menjadi landasan moralnya makan profesionalisme akan dapat tumbuh dan berkembang. Dengan adanya keasadaran maka akan muncul tanggung jawab dan buahnya adalah disiplin.
Tanpa kesadaran maka yang dilakukan adalah semu, kepura-puraan tidak tulus, hanya kucing-kucingan, dan berbuat baik karena dipaksa atau pamrih untuk sesuatu.
Tanpa kesadaran sebenarnya ambang kehancuran, tanpa harga diri berbuat munafik, tidak ada ketulusan dalam menjaga kebaikan dan kebenaran yang dipikirkan hanya kesenangan, kepentingan sesaat dan tanpa hati nurani peduli setan orang lain susah karenanya.
Kesadaran ada karena kecintaan dan kebanggaan akan Kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
Jangan bohong, jangan ada niat jahat maka akan cinta dan bangga terhadap hal-hal yang produktif, peka dan peduli dan belarasa pada kemanusiaan, keberanian, patriotisme, nilai-nilai luhur dan sebagainya.
Membangun kesadaran sama dengan membudayakan " Cinta dan Bangga serta Berani" berbuat yang baik dan benar sehinga tumbuh berkembang menjadi karakter.
Membangun kesadaran dan tanggung jawab serta disiplin bagi petugas polisi dilakukan dalam pembelajaran di Sekolah Lemdiklat Polri berbasis: Moralitas, Tegas dan Humanis :
1.dimulai dari hal hal kecil dalam kehidupan sehari hari di asrama pengecekan dimukai setelah bagun pagi, kegiatan olah raga pagi, makan pagi, mengikuti perkukialahan dan pelatihan, makan siang, kegiatan pengasuhan sore hari, makan malam, belajar apel malam sampai istirahat malam semua diatur secara ketat dalam etika peserta didik yang berisi: apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan dan sanksinya.
2.Pola pendidikan dengan model Mentorship/ pengasuhan oleh wali kelas dan asisten yang secara terus menerus mendampingi para peserta dididik untuk menemukan karakternya.
3.Pendidikan sepanjang hayat saling asah asih dan asuh walaupun telah selesai pendidikam.
4.Pengajaran tentang dasar sebagai patriot di era milenial
5.Pengajaran yang berkaitan demgan profesionalisme bernasis kepolisian ilmu kepolisian
6.Kapita selekta untuk studi kasus, problem solving dan menemukam kebaruan dalam menghadapi issue issue pemting yang terjadi dalam masyarakat
7.Olah jiwa dikaitkan dengan pembinaan spiritual keagamaan
8.Olah raga dapat dikembangkan sesuai hobi dan kompetensinya di samping itu juga bela diri kendo dan judo dsb sbg penanaman kejujuran kebenarian ketangguhan dan rasa percaya diri.
9.Olah Rasa dikaitkan dengan pembinaan seni budaya dan penataan lingkungan yang bersih asri dan ngangeni
10.Acara tradisi yang menjadi ikon kebhinekaan, penghayatan akan nilai nilai luhur bangsa.
Posting Komentar